Minggu, 29 November 2020

Tugas psikologi perkembangan

  

MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2

PENGARUH EMOSI Pada DIRI

 

 

 

 

NAMA : FELLIKA INTAN PUTRI

NPM  :12519388

KELAS: 2PA18

 

                                                              FAKULTAS PSIKOLOGI

       UNIVERSITAS GUNADARMA

     2020/2021

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahnya, kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Emosi pada Diri”.Penulis menyadari bahwa berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian  penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat  selesai dengan baik. Oleh karena itu,penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan saran dan usul guna menyempurnakan makalah ini.

             

DAFTAR  ISI

 

Cover …………………………………………………………………………………

Kata Pengantar………………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………………...

 

BAB I :  Pendahuluan

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………..

1.2. Rumusan masalah……………………………………………………………….

1.3. Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II:  Metode Pengumpulan Data

BAB III: Pembahasan dan Hasil

3.1. Pengertian emosi………………………………………………………………..

3.2. Macam-macam dan ciri-ciri emosi……………………………………………..

3.3. Faktor-faktor penyebab emosi…………………………………………………..

3.4. Teori-teori emosi………………………………………………………………...

3.5. Perubahan pada tubuh saat terjadi emosi………………………………………..

3.6. Hasil……………………………………………………………………………..

BAB IV: Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..

4.2. Saran…………………………………………………………………………….

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I 

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

Salah satu materi psikologi yang akrab sekali dengan kehidupan sehari-hari kita adalah munculnya emosi, banyak orang yang beranggapan bahwasanya emosi itu adalah sesuatu hal yang buruk, sesuatu yang diidentikkan dengan amarah. Namun pada kenyataannya emosi itu tidaklah hanya berupa amarah, emosi juga bisa dalam hal kebaikan. Lalu dari mana emosi itu muncul, apakah timbul dari pikiran atau dari tubuh, agaknya tak seorangpun dapat menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan itu merupakan tindakan dahulu (tubuh), baru muncul emosi, ada yang mengemukakan emosi dulu(pikiran), baru timbul tindakan.

 

Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari materi psikologi tentang psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita sendiri sehingga kita dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi kita dengan baik.

 

Pandangan umum tentang emosi adalah ketika seseorang mengalami suatu kejadian di lingkungannya dan kejadian tersebutlah yang membentuk emosi dalam diri kita. Awalnya dari lingkungan lalu tubuh bereaksi sebagai respon, berikutnya perubahan fisiologis ini memunculkan emosi. Bukan sebaliknya, emosi memunculkan reaksi, emosi yang berbeda diasosiasikan dengan keadaan identik psikofisiologis yang terjadi dalam tubuh, organ dalam tubuh tidaklah sangat sensitif. Karena tidak selalu bisa memilah informasi yang berbeda ketika seseorang butuh pengalaman untuk mendapatkan suatu emosi, contohnya rasa takut dan tegang. Perkembangan perubahan dalam tubuh diasosiasikan dengan pembentukan emosi, jika tidak terjadi stimulus normal yang terbangkitkan, individu takkan mengalami suatu emosi yang mekorespondasi reaksi fisik. Terkait dengan uraian tersebut dalam kalah ini akan dibahas mengenai emosi khususnya tentang bentuk reaksi emosi dan perkembangan emosi.

 

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan emosi?

2. Apa saja macam-macam dan ciri-ciri emosi?

3. Apa saja faktor penyebab emosi ?

4. Apa saja teori – teori emosi?

5. Apa saja perubahan – perubahan pada tubuh saat terjadi emosi ?

6. Bagaimanakah dampak emosi terhadap diri penulis dan apa yang dilakukan untuk mengetahuinya?

 

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan emosi

2. Untuk mengetahui macam-macam emosi

3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan emosi

4. Untuk mengetahui apa saja teori – teori tentang emosi Untuk mengetahui apa saja perubahan yang terjadi pada tubuh saat terjadi emosi

5. Untuk mengetahui keadaan emosi pada diri penulis

BAB II 

METODE PENGUMPULAN DATA

 

Pada makalah ini saya melakukan penelitian menggunakan metode introspeksi dan wawancara:

 

a) Introspeksi

Intospeksi diri merupakan sebuah proses dimana seseorang melakukan pengamatan terhadap dirinya sendiri.

 

 (b)  Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode penelitian survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan bertatap muka antara responden dengan pewawancara.  

BAB III

 PEMBAHASAN DAN HASIL

 

3.1. Pengertian Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu.Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Menurut(Santrock, 2007a; Papalia, Olds, & Feldman, 2008). Individu ditahap operasional formal mengintegrasikan hal yang dipelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Pemikiran pada tahap ini memiliki flesibilitas yang tidak ada di tahap sebelumnya. Mengingat sebuah puisi, memecahkan soal matematika, membayangkan masa depan merupakan contoh kehidupan remaja yang melibatkan proses kognitif. Proses ini memilikiimplikasi emosional.

Menurut Williams James (Amerika serikat) dan Carl Large (Denmark)emosi adalah hasil presepsi seseorang terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari luar[1].   Emosi terkadang juga diidentikan dengan perasaan, yaitu suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungannya dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.

Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.

Pertumbuhan dan perkembangan emosi seperti juga pada tingkah laku lainnya ditentukan oleh pematangan dan proses belajar seorang bayi yang baru lahir dapat menangis tetapi ia harus mencapai ringkas kematangan tertentu untuk dapat tertawa setelah anak itu sudah besar maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa digunakan untuk maksud-maksud tertentu atau untuk situasi tertentu.

Makin besar anak itu makin besar pula kemampuannya untuk belajar sehingga perkembangan emosinya makin rumit. Perkembangan emosi melalui proses kematangan hanya terjadi sampai usia satu tahun. Setelah itu perkembangan selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses belajar.

3.2. Macam-Macam dan Ciri-Ciri Emosi

Emosi ada dua macam yaitu emosi positif dan emosi negatif.Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya.Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.Emosi positif adalah emosi yang harus dipupuk dan dikembangkan, sedangkan emosi negatif hendaklah diminimalkan atau dikendalikan sehingga ekspresinya tidak meledak-ledak.

 1. Emosi marah

Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah untuk menyalurkan ketegangan itu seseorang mengekpresikannya dengan marah karena tujuannya tidak tercapai dan tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan.

 2. Emosi Takut

Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu

 3. Emosi Cinta

Emosi ini merupakan gambaran kesenangan bagi si pelaku, tentunya mereka akan mendekatinya. Lalu apa itu definisi cinta sendiri? Tentunya sama halnya jika kita dsisuruh untuk mendefinisikan ihwal dalam kebahagiaan. Dalam bukunya The Art of Loving, erich Fromm sedemikian jauh telah berbicara mengenai cinta sebagai alat untk mengatasi keterpisahan manusia, sebagai pemenuhan kerinduan akan kesatuan.

 4. Emosi Depresi

Seseorang mulai menutup ekspresi terbuka daripada emosi-emosinya, dan akan meluapkandalamdirinyasaja.

 5. Emosi Gembira

Gembira adalah ekspresi dari kalangan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiran itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba(surprise) dan kegembiraan biasanya bersifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain disekitar orang yang gembira tersebut,

 6. Emosi cemburu

Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih [2]sayang dari seseorang. Seseorang yang mempunyai rasa cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya.

 7. Emosi khawatir

Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau atau tidak ada objeknya sama sekali. Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang,gelisah,tidak tenang,tidak aman.Bila dilihat dari sebab dan reaksi yang ditimbulkannya, emosi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu berikut ini:

Emosi yang berkaitan dengan perasaan, misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik di luar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan, dan tempat dimana individu itu berbeda.Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang, dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya.

 

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan empat ciri emosi, yaitu:

Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang memegang peranan penting dalam pertumbuhan rasa takut, sayang dan jenis-jenis emosi lainnya. Pengalaman emosional ini kadang–kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan kenapa ia merasa takut pada sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu ditakuti. Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah.Perubahan-tersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin yang satu mengikuti yang lainnya. Seseorang jika marah maka perubahan yang paling kuat terjadi debar jantungnya, sedang yang lain adalah pada pernafasannya, dan sebagainya. Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati oleh seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa.Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan. Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan.Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong sesuatu kegiatan, kendati demikian di antara keduanya merupakan konsep yang berbeda.Motif atau dorongan pemunculannya berlangsung secara siklik, bergantung pada adanya perubahan dalam irama psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi merangsang dan arti signifikansi personalnya bagi individu.

 3.3. Faktor Penyebab Emosi

 1. Faktor Internal

Umumnya emosi seseorang muncul berkaitan erat dengan apa yang dirasakan seseorang secara individu. Mereka merasa tidak puas, benci terhadap diri sendiri dan tidak bahagia. Adapun gangguan emosi yang mereka alami antara lain adalah:

a. Merasa tidak terpenuhi kebutuhan fisik mereka secara layak sehingga timbul ketidakpuasan, kecemasan dan kebencian terhadap apa yang mereka alami.

b. Merasa dibenci, disia-siakan, tidak mengerti dan tidak diterima oleh siapapun termasuk orang tua mereka.

c. Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina serta dipatahkan dari pada disokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya ide-ide mereka.

d. Merasa tidak mampu atau bodoh.

e. Merasa tidak menyenangi kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti sering bertengkar, kasar, pemarah, cerewet dan bercerai.

f. Merasa menderita karena iri terhadap saudara karena disikapi dan dibedakan secara tidak adil.

 

2. Faktor eksternal

Menurut Hurlock (1980) dan Cole (1963) faktor yang mempengaruhi emosi negatif adalah berikut ini.

 a. Orang tua atau guru memperlakukan mereka seperti anak kecil yang membuat harga diri mereka dilecehkan.

b. Apabila dirintangi, anak membina keakraban dengan lawan jenis.

c. Terlalu banyak dirintangi dari pada disokong, misalnya mereka lebih banyak disalahkan, dikritik oleh orang tua atau guru, akan cenderung menjadi marah dan mengekspresikannya dengan cara menentang keinginan orang tua, mencaci maki guru, atau masuk geng dan bertindak merusak (destruktif).

d. Disikapi secara tidak adil oleh orang tua, misalnya dengan cara membandingkan dengan saudaranya yang lebih berprestasi dan lainnya.

e. Merasa kebutuhan tidak dipenuhi oleh orang tua padahal orang tua mampu.

Merasa disikapi secara otoriter, seperti dituntut untuk patuh, banyak dicela, dihukum dan dihina.

 

3.4. Teori-Teori Emosi

 1. Teori Sentral

 Menurut teori ini gejala kejasmanian merupakan satu akibat dari emosi yang dialami oleh individu, jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya.Karena itu teori atau pendapat ini dikenal dengan teori sentral, yang dikemukakan oleh Canon.Jadi menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat datangnya emosi pada individu.

 2. Teori Perifir

 Uraian teori ini merupakan kebalikan dari teori diatas, bahwasanya gejala jasmani justru penyebab dari emosi tersebut. Menurut teori ini orang menangis bukan karena ia susah, tetapi ia susah karena menangis. Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange, sehingga sering disebut sebagai teori James-Lange dalam emosi.Sementara ahli mengadakan eksperimen-eksperimen tentang sejauh mana kebenaran teori ini, dan pada umunya menyatakan teori ini tidak tepat.

 3. Teori Kepribadian

 Menurut pendapat ini bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, di mana pribadi ini tidak dapat dipisahkan dalam jasmani dan psikis dalam substansi yang terpisah.Jadi setiap emosi dalam perasaan memang secara otomatis mempengaruh ke jasmaninya.Teori ini dikemukakan oleh J. Linchoten.

 4. Teori James-Lange

 Emosi yang dirasakan adalah persepsi tentang perubahan tubuh. Salah satu dari teori paling awal dalam emosi dengan ringkas dinyatakan oleh Psikolog Amerika William James: “Kita merasa sedih karena kita menangis, marah karena kita menyerang, takut mereka gemetar”.Teori ini dinyatakan di akhir abad ke-19 oleh James dan psikolog Eropa yaitu Carl Lange, yang membelokkan gagasan umum tentang emosi dari dalam ke luar. Di usulkan serangkaian kejadian disaat kita emosi : Kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi. Kita bereaksi ke situasi tersebut,Kita memperhatikan reaksi kita. Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi-emosi yang dirasakan terjadi setelah perubahan tubuh, perubahan tubuh (perubahan internal dalam sistem syaraf otomatis atau gerakan dari tubuh memunculkan pengalaman emosi. Agar teori ini berfungsi, harus ada suatu perbedaan antara perubahan internal dan eksternal tubuh untuk setiap emosi, dan individu harus dapat menerima mereka. Di samping ada bukti perbedaan pola respon tubuh dalam emosi tertentu, khususnya dalam emosi yang lebih halus dan kurang intens, persepsi kita terhadap perubahan internal tidak terlalu teliti.

 3.5. Perubahan Pada tubuh Saat Terjadi Emosi

 Terutama pada emosi yang kuat, sering kali terjadi perubahan – perubahan pada tubuh kita,antara lain:

 1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona

2. Peredaran darah : bertambah cepat ketika sedang marah

3. Denyut jantung : bertambah cepat bila sedang terkejut

4. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah

5. Liur : mongering bila takut dan tegang

6. Bulu roma : berdiri bila takut

7. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar (tremor)

8. Komposisi darah : komposisi darah akan pucatberubah dalam keadaan emosional karena kelenjar – kelenjar lebih aktif

3.6. Hasil

 

GAMBARAN DIRI

Ø Saya memiliki mata bulat, hidung mancung ,dan kulit sawo matang. Saya memiliki tinggi badan 158cm dan  berat badan 50kg. Saya memiliki sifat rajin,rasa ingin tahu yang besar,mood nya suka berubah-ubah dan cenderung lebih suka sendiri melakukan kegiatan yang disukai. Saya lebih suka mengekspresikan diri saya kepada hal yang saya sukai. Saya adalah orang yang ceria dan suka bercanda. Tetapi ketika saya sudah marah saya tidak bisa menyembunyikan ekspresi saya .

Ø Menurut orang yang sudah mengenal saya dengan lama, saya adalah seseorang yang mudah bergaul dengan siapa saja, tapi menurut mereka saya juga orang yang terkadang emosian dan jikalau emosi saya bisa marah ke siapapun meskipun orang tersebut tidak bersalah dan menjadikannya pelampiasan dari emosi saya.

 

a. Introspeksi

     

No

Tgl  dan jam pelaksanaan

Fokus/Aspek yang di-introspeksi

Gambaran proses dan Hasil Introspeksi

1.

03/13:30

Emosi

 Ketika marah saya tidak bisa menyembunyikan raut wajah saya. Setelah melakukan introspeksi saya jadi tahu bahwa kemarahan saya dapat di atasi dengan menenangkan diri sendiri dan menanamkan pada diri saya bahwa pemarah akan membuat kita cepat tua.

 

è Setelah melakukan introspeksi saya menyadari sifat yang  di atas merupakan gambaran dari diri sendiri. Terkadang kita tidak bisa mengontrol diri akan kemarahan. Tidak ada yang bisa merubah diri kita selain kita sendiri. Hal yang ingin diubah pun harus dari keinginan hati. Memanglah sulit untuk merubahnya dan tidak bersikap apa adanya. Tetapi apa salahnya berubah jika itu adalah hal yang negatif.

 b. Mengenal diri sendiri melalui orang lain (wawancara/diskusi)

è Saya memiliki teman diskusi kakak saya sendiri yang memiliki usia 13 tahun lebih tua dari saya. 

No

Tgl  dan jam pelaksanaan

Fokus Diskusi

Hasil Wawancara

1.

14/12.30

Emosi

Ketika saya sedang banyak pikiran atau kehilangan sesuatu saya akan menjadi orang yang emosian. .


è Dari hasil wawancara di atas saya harus bisa percaya diri,mengontrol emosi,  dan saya akan berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi kedepannya.

                                                               BAB IV          

                                            KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

4.1. Kesimpulan  

  Dari hasil di atas didapatkan kesimpulan bahwa untuk menguji emosi dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu:

a) . Metode introspeksi

Pada metode introspeksi ini dilakukan pengamatan ke dalam diri sendiri . Setelah melakukan introspeksi diri saya menjadi sadar bahwa emosi merupakan sebuah sikap yang tidak baik. Meskipun untuk menghilangkannya susah, tetapi kita dapat menguranginya. Dan tidak selalu sesuatu yang sudah menjadi bawaan kita dari lahir itu dapat diubah. Kitalah satu-satu nya orang yang bisa mengeluarkan diri kita sendiri dari sikap emosi tersebut.

b) . Metode wawancara

Pada metode wawancara ini dilakukan pengamatan oleh orang lain. Setelah melakukan wawancara kita bisa tahu tentang emosi pada diri kita dari tanggapan orang lain dan dengan wawancara tersebut kita menjadi semakin yakin bahwa emosi itu tidek benar dan berusaha untuk menjadi lebihbaik lagi kedepannya.

 

4.2. Saran

 

Dari kesimpulan di atas saya yakin apapun sifat dan prilaku manusia bisa diubah jika manusia tersebut ingin merubah sifat sebelumnya. Tidak ada hal yang tidak mungkin dapat diubah kalau kita memiliki keinginan sendiri dari diri kita sendiri. Dan niat pribadi saya juga mulai berusaha untuk merubah prilaku saya dari yang kurang baik menjadi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 

Chaplin, J.P. 2002. Dictionary of Psychology. New York: Dell Publishing Co. Inc.

Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, terj. Alex. Tri Kantjono,      Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005.

Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana. Koshigaya. Osamu. 2013. Her Sunny Side ( Terjemahan). Jakarta: Haru. Nurgiantoro, Burhan.

 Papalia, D. E., Old s, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development. Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika. Poerwandari, E. K. (1998).

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2007. 

Tugas psikologi perkembangan

    MAKALAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 2 PENGARUH EMOSI Pada DIRI         NAMA : FELLIKA INTAN PUTRI NPM  :12519388 KELAS: 2PA18                ...